Sampai saat ini film animasi lokal produksi anak bangsa memang masih bisa dihitung dengan jari jumlahnya. Kita masih jauh tertinggal dengan film animasi Hollywood, Eropa bahkan dari tetangga terdekat kita Malaysia yang memiliki film animasi dengan karakter-karakter menarik seperti Upin Ipin dan Boboiboy.
Kini di awal tahun 2020, setelah MNC Pictures merilis film Titus: Mystery of The Enygma, sebuah film animasi terbaru produksi Batavia Pictures mencoba hadir meramaikan pasar film animasi untuk anak-anak dan keluarga. Riki Rhino karya sutradara Erwin Budiono dan disuarakan oleh Hamish Daud, Ge Pamungkas, Zack Lee, Raden Mas Cemen, Mo Sidik, Mikaela Lee, Dimas Danang, Niken Anjani, Aurel Hermansyah, dan lain-lain. Film Riki Rhino tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 27 Februari 2020.
Sinopsis
Riki (disuarakan oleh Hamish Daud) adalah seekor badak remaja yang hidup sebatang kara dan hanya ditemani oleh seekor bebek bernama Beni (Ge Pamungkas) yang cerewet dan banyak akal. Sikap tolong menolong Riki membuatnya sangat disukai warga hutan, Riki pun menjadi badak yang percaya diri dan tangguh. Namun semua berubah ketika culanya di curi oleh seorang pemburu kejam Mr. Jak (Zack Lee).
Riki menjadi sedih dan tidak percaya diri lagi, ia percaya bahwa cula tersebut adalah sumber kekuatannya. Beni yang khawatir pada Riki pun mencoba membuat cula pengganti dengan mengorbankan bulu-bulunya, meski awalnya menolak, tetapi Riki akhirnya menerima cula pengganti tersebut dan bersama Beni bertekad untuk bertualang mencari cara untuk memperbaiki culanya.
Petualangan Riki dan Beni pun dimulai menyusuri hutan sumatera bertemu dengan harimau, gajah, penyu dan bersinggungan dengan dua pemburu amatir yang kocak, Jathul (Raden Mas Cemen) dan Bogeng (Mo Sidik) yang ternyata adalah anak buah Mr. Jak. Riki pun terpaksa harus bertemu lagi dengan Mr. Jak.
Ulasan
Batavia Pictures sebagai rumah produksi yang memproduksi film Riki Rhino sebenarnya bukan nama baru dalam industri film animasi di Indonesia. Sebelumnya mereka telah membuat enam film animasi dengan karakter spesifik singa dari sebuah produk es krim yang memiliki judul khusus Petualangan Singa Pemberani. Kini setelah makan banyak asam garam membuat film animasi dengan karakter baru, mereka pun membuat karakter seekor badak Sumatera bernama Riki, yang dikemas dalam petualangan bersama berbagai karakter satwa langka Indonesia lainnya untuk melawan pemburu hewan liar dan pelaku penebangan liar.
Memakai jasa penulis naskah Cassandra Massardi (Get M4rried, Tampan Tailor) dari cerita Jony Yuwono, Riki Rhino mempunyai plot cerita yang seru, sarat aksi dan pesan moral yang tidak menggurui. Guliran ceritanya terasa runut dengan motivasi karakter dan peristiwa sebab-akibat yang jelas serta karakterisasi yang menarik. Perkembangan karakter Riki dan Beni pun digali dengan baik seiring dengan naik turunnya tensi hubunga mereka. Sebuah kerja yang sangat apik ditorehkan oleh Cassandra Massardi menjadikan naskah sebagai favorit saya di keseluruhan film ini.
Untuk hasil film keseluruhan sendiri, dengan naskah yang baik eksekusi yang dipimpin sutradara Erwin Budiono terbilang cukup memuaskan, meski ada kekurangan di sana-sini. Kualitas animasi yang masih menggunakan teknologi 2 Dimensi memang masih jauh ketinggalan apabila dibandingkan dengan animasi hollywood, tapi tidak sampai jauh tertinggal jauh dari produksi negeri jiran. Masa produksi Riki Rhino yang mencapai 4 tahun sejak riset dan membuat model animasi para hewan memang memakan waktu, tetapi para produser cukup merasa puas dan merencanakan akan membuat film lanjutan petualangan Riki di film-film berikutnya.
Catatan untuk film ini adalah kualitas animasi memang harus terus diperbaiki, terutama detail-detail pergerakan karakter serta gerakan mulut dengan dubbing-nya. Masih terdapat beberapa adegan dimana gerakan karakter terasa kaku dan gerakan mulut tidak sesuai dengan dialog. Tetapi bagi penulis itu hal minor yang pasti akan bisa diperbaiki oleh tim animasi dalam film ini.
Kekurangan lainnya adalah musik score yang tidak merata di semua adegan, seringkali di adegan saat Riki dan Rhino berjalan tidak ada musik yang mengiri, hanya ada suara hutan, membuat film terdengar sepi. Jika diniatkan untuk mendapat suasana hutan terasa natural nampaknya itu adalah keputusan tidak tepat mengingat film ini adalah animasi dengan target utama penonton anak-anak. Padahal keseluruhan tata musik arahan Elwin Hendrijanto dalam film ini dikomposisi dengan baik dengan paduan orkestra dengan alat musik tradisional, bahkan original soundtrack film yang berjudul Beauty Is The Land yang dinyanyikan Jessica Januar pun sangat indah dan sangat pas dengan tema film.
Sementara untuk keunggulan film selain naskah dan karakterisasi adalah Ge Pamungkas (Kapal Goyang Kapten, Susah Sinyal) dan Raden Mas Cemen (Toko Barang Mantan, The Fabulous Udin) sebagai pengisi suara karakter yang paling banyak mengundang tawa. Ge kerap melontarkan celetukan lucu dengan bahasa kekinian yang kocak, sementara Mas Cemen dengan logat Jawa-nya yang kental sering tidak sinkron dengan karakternya sebagai pemburu jahat. Kedua orang pengisi suara yang kebetulan stand up comedian ini adalah bumbu penyegar dalam film.
Karakterisasi dalam film ini juga menjadi favorit penulis. Saat Riki dan Beni bertualang mereka bertemu dengan banyak karakter satwa langka dari mulai harimau sumatera dengan anaknya, gajah sumatera, penyu sampai bekantan, dan pada klimaksnya karakter pun bertambah dengan landak, tikus, kucing hutan, beruang madu, dan lain-lain. Bagusnya adalah karakter-karakter tersebut memiliki keunikan masing-masing.
Anak harimau Rara (Mikaela Lee) yang masih belajar mengaum, lalu gajah kecil yang penuh tekad melawan pemburu, beruang yang penakut, Bebeb (Aurel Hermansyah) si burung yang bertingkah princess sampai Grada (Ridwan Kamil) si elang jawa yang bijaksana. Selain penonton bisa menikmati karakternya mereka juga dapat belajar nama-nama satwa tersebut yang ditampilkan pada credit title film.
Para pengisi suara film bekerja dengan baik meski tidak semenonjol Ge Pamungkas dan Raden Mas Cemen. Hamish Daud (Trinity The Nekad Traveler, Gangster) cukup baik sebagai Riki meski tidak terasa ada ciri khas yang unik, Mo Sidik (Kesempatan Kedu(d)a, Gangster)sebagai Bogeng memang cukup unik tapi terasa repetitif mengulang karakter suaranya.
Zack Lee (The Night Comes For Us, Jaga Pocong) masih dengan stereotip karakter suaranya yang antagonis bengis, dan Dimas Danang (Gundala, PSP: Gaya Mahasiswa) cukup berhasil sebagai Bekantan jago sulap, tetapi kurang stand out karena baru muncul di akhir film. sementara Aurel Hermansyah, Mikaela Lee, Arsy Hermansyah serta penampilan khusus Ridwan Kamil cukup memberikan warna suara pada karakternya meski dalam jatah kemunculan tidak terlalu lama.
Kesimpulan Akhir
Riki Rhino adalah film animasi dengan naskah dan karakterisasi yang baik dan akan mudah disukai oleh anak-anak dan seluruh anggota keluarga. Penuh aksi seru dan sarat pesan serta memiliki kualitas dialog humor yang lucu. Meski masih memiliki kekurangan sana-sini dari sisi produksi, terutama teknis animasi, tetapi film Riki Rhino sangat layak disaksikan untuk memberikan hiburan dan sarana belajar anak-anak dalam mengenal satwa langka di Indonesia dan memahami konsep dasar konservasi alam.
Note: Scroll/gulir ke bawah untuk melihat rating penilaian film.